Wakil Presiden Iran Eshaq Jahangiri mengatakan Iran akan melakukan pertempuran tanpa henti melawan terorisme dalam menanggapi serangan itu.
Fars melaporkan, kelompok Sunni Jaish al Adl (Tentara Keadilan) mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Kelompok Jaish al Adl menuntut hak yang lebih besar dan kondisi kehidupan yang lebih baik bagi etnis minoritas Baluchis.
Jaish al Adl muncul sebagai gerakan oposisi bersenjata utama di tenggara Iran setelah anggota kelompok Sunni lain, Jundullah, bergabung setelah pemimpin mereka ditangkap di pesawat pada 2010. Dia kemudian diadili dan dieksekusi.
Sementara kelompok-kelompok militan Sunni tidak dianggap sebagai ancaman besar, serangan itu merupakan pukulan terhadap keamanan Iran yang sering mengatakan mereka dapat mengusir ancaman apa pun, sebesar apa pun, bahkan dari Amerika Serikat dan sekutunya Israel.
Serangan di Provinsi Sistan-Baluchistan yang miskin merupakan salah satu di antara yang terburuk. Serangan itu menggambarkan bahwa pasukan elit Iran, yang berada di bawah langsung Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, rentan terhadap operasi gaya gerilya.