BEIRUT, iNews.id - Lembaga Perhimpunan Medis Amerika-Suriah melaporkan sedikitnya 16 orang dirawat karena terpapar gas klorin. Para korban kini tengah dirawat di sebuah rumah sakit Ghouta Timur.
Beberapa warga di pinggiran kota dirawat karena terkena gas klorin dalam serangan udara dan artileri pasukan Pemerintah Suriah pada Minggu 25 Februari. Direktorat Kesehatan Wilayah Damaskus (RDHD) yang dikelola oleh warga Suriah menyatakan, para korban yang dirawat di fasilitas medis menunjukkan gejala konsisten terkena gas klorin beracun.
"Bau orang di daerah itu, sopir ambulans, dan korban semuanya memiliki bau klorin gas yang jelas," demikian pernyataan RDHD, seperti dilansir CNN, Selasa (27/2/2018).
Akun Twitter Perhimpunan Medis Amerika-Suriah juga menulis sebanyak 16 pasien, termasuk enam anak-anak, dirawat di rumah sakit karena menunjukkan gejala paparan senyawa kimia itu.
Para korban harus mendapat bantuan pernapasan menggunakan masker oksigen. The White Helmets, sebuah kelompok relawan penyelamat, menyatakan seorang anak terbunuh akibat serangan gas klorin.
Namun belum dapat dipastikan apakah benar gas klorin digunakan sebagai senjata di Ghouta Timur. Kedua kelompok yang bertikai saling menuduh pihak lawan menggunakan gas klorin sebagai senjata. Pemerintah Suriah pun berulang kali membantah hal tersebut.
Serangan ini terjadi meski gencatan senjata 30 hari sudah disepakati.
"Tidak ada yang berubah. Serangan udara terus berlanjut, sebuah rumah sakit bersalin baru saja dibom di Saqba (sebuah kota di Ghouta Timur) dan tidak bisa beroperasi lagi," kata Hamza Hassan, dari Arbeen Hospital.