Pada tahun-tahun itu dia membangun reputasi sebagai kolaborator yang bersedia bertugas tanpa melihat garis ideologi, yakni sebagai ketua DPR di mana dia mengelola urusan pemerintahan ke parlemen.
Setelah kalah dalam pemilu 2010, perjuangan Partai Buruh semakin berat. Itu merupakan pertama kali terbentuknya pemerintahan minoritas di Australia sejak 70 tahun. Partai Buruh harus mengais dukungan dari konservatif atau kubu independen setiap mengesahkan undang-undang (UU).
Uniknya, parlemen di bawah kepememimpiannnya saat itu justru lebih produktif dilihat dari jumlah UU yang disahkan berbanding dengan masa kerja.
"Ada upaya untuk membuat kekacauan, tapi apa yang dilakukan Anthony (sebagai ketua DPR) adalah untuk memastikan bahwa tugas pemerintah berjalan," kata Craig Emerson, menteri perdagangan Australia saat itu.
Sejak kecil, Albanese sudah aktif membela kepentingan keluarga. Di usia 12 tahun, Albanese mengatur aksi mogok pemabayaran sewa properti yang berhasil mencegah penjualan properti milik ibunya ke pengembang. Perjuangan masa kecilnya itu ternyata berpengaruh pada sosok Albanese dewasa.
Orang-orang dekat mengenal Albanese sebagai sosok yang memiliki pragmatisme serta kepedulian sosial yang tinggi sebagaimana diperjuangkannya di masa kecil.