Dalam perkembangannya dia turut menelurkan perdamaian dengan konsep solusi dua negara.
Erekat ambil bagian dalam KTT Camp David, Amerika Serikat, pada Juli 2000 serta pertemuan pada September 2010 di Washington. Namun dua pembicaraan itu gagal setelah Israel melanjutkan pembangunan permukiman Yahudi di daerah pendudukan.
Dia juga memimpin Palestina dalam negosiasi pada 2014 ketika presiden AS saat itu Barack Obama mencoba memulai kembali upaya perdamaian.
Erekat merupakan mantan jurnalis harian Al Quds yang berkedudukan di Yerusalem timur. Dia meraih gelar BA dan MA dalam ilmu politik dari Universitas San Francisco.
Dia juga memegang gelar doktor dalam studi perdamaian dari Universitas Bradford, Inggris, serta pernah mengajar di Universitas An Najah, Nablus, Tepi Barat, dari 1979 hingga 1991.
Erekat meninggalkan seorang istri, empat anak, dan delapan cucu.
Ucapan belasungkawa mengalir dari penjuru, termasuk Israel. Mantan menteri luar negeri Tzipi Livni, yang mewakili negara Yahudi itu saat pembicaraan damai dengan Palestina dan menjalin hubungan pribadi dengan Erekat, mengatakan sang negosiator Palestina telah mengabdikan hidup kepada rakyatnya.