Kehebatan utama Burevestnik terletak pada kombinasi jangkauan tanpa batas dan kemampuan menghindar. Karena dapat terbang rendah di bawah radar (low-altitude cruise flight) dan tidak terikat pada rute balistik konvensional, rudal ini sulit dideteksi dan dicegat oleh sistem pertahanan udara seperti THAAD, Aegis, atau Patriot.
Selain itu, sistem tenaga nuklir memungkinkan Burevestnik mengubah arah secara acak, menjadikan prediksi lintasan dan intercept hampir mustahil. Dengan kata lain, rudal ini dapat menyerang dari arah mana pun, termasuk rute kutub atau lintasan nontradisional yang tidak dijaga radar musuh.
Walaupun menjanjikan, program Burevestnik bukan tanpa risiko. Beberapa laporan menyebutkan bahwa pengujian rudal ini sempat mengalami kecelakaan serius di wilayah Arkhangelsk pada 2019, menewaskan sejumlah ilmuwan nuklir Rusia. Ledakan tersebut diduga berasal dari reaktor nuklir mini yang gagal berfungsi dengan stabil.
Namun, Rusia terus melanjutkan pengembangannya. Pada 2023, Putin mengumumkan bahwa pengujian terbaru Burevestnik telah berhasil, menandakan senjata ini semakin mendekati fase operasional.
Burevestnik bukan sekadar rudal, melainkan simbol ambisi Rusia dalam mempertahankan posisi sebagai kekuatan nuklir utama dunia. Dengan kemampuan untuk meluncur tanpa batas dan menyerang kapan saja dari mana saja, senjata ini memperkuat doktrin deterrence absolut, yakni pencegahan total terhadap agresi dengan ancaman pembalasan yang tak terhindarkan.