Bagi Trump, seorang pengusaha mantan bintang reality show televisi, pilpres kali ini menjadi kesempatan untuk membuktikan kepada AS, banyak orang di negara itu mendukung kebijakan kontrol yang ketat di perbatasan serta imigrasi, kebijakan keras terhadap perdagangan bebas demi proteksionisme ekonomi, serta skeptisisme atas kebijakan luar negeri.
Meski presiden ke-45 AS itu masih memperoleh dukungan kuat dari akar rumput Partai Republik, banyak pihak, termasuk kalangan elite partainya, tidak suka dengan gaya bombastisnya.
Sementara itu, Harris mewarisi banyak dukungan dari Partai Demokrat setelah Biden menarik diri dari pencalona pilpres AS 2024.
Sejak itu, Demokrat berhasil menggalang dukungan untuk Harris, meski ketegangan antara kubu sayap moderat dan progresif di internal partai masih ada, terutama atas konflik di Jalur Gaza.
Harris dalam kampanyenya berusaha menekankan komitmen pada isu-isu sosial, seperti aborsi dan mengecilkan isu-isu seperti imigran, yang biasanya dianggap sebagai titik lemah Demokrat.