Keputusan tersebut memicu kemarahan dari pihak CTi dan partai oposisi utama Taiwan. Mereka menyebut tindakan tersebut sebagai serangan terhadap kebebasan media.
“Pemerintah Tsai (maksudnya Presiden Taiwan, Tsai Ing Wen) telah menutup Cti, kebebasan pers sudah mati!” demikian CTi menulis di halaman Facebook sebagai respons atas keputusan otoritas Taiwan itu.
CTi berjanji bakal melawan keputusan itu di pengadilan. Perusahaan media itu juga membantah mendukung China. Menurut CTi, Pemerintah Taiwan sedang berusaha membungkam siapa pun yang tidak mendukung kebijakan penguasa.
Kuomintang, partai oposisi utama Taiwan, mengatakan bahwa mereka juga menentang keputusan itu. Partai itu menilai, penolakan perpanjangan izin siaran CTi bisa menimbulkan efek mengerikan, dan sangat memengaruhi kebebasan pers.