Lebih dari 115.000 warga Filipina tinggal dan bekerja di Taiwan, terutama di pabrik-pabrik dan dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga.
"Keputusan Filipina memasukkan Taiwan dalam larangan bagi orang-orang dari China yang mengunjungi negara itu tidak ada hubungannya dengan kebijakan Satu China," kata Panelo, mengutip Duterte.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Joanne Ou mengatakan, Taiwan memiliki tanggapan jika Filipina mempertahankan larangannya. Namun dia menolak menjelaskan lebih lanjut, dengan menambahkan keputusan sedang dibuat pemerintah Filipina.
"Kami akan terus berkomunikasi dengan Filipina dan menjelaskan bahwa ini adalah keputusan sepihak dan salah oleh kementerian kesehatan Filipina, yang mempengaruhi hubungan antara kedua negara Taiwan dan Filipina," kata Ou.
Taiwan dan Filipina memiliki ikatan ekonomi dan budaya yang erat, tetapi tidak ada hubungan diplomatik formal, sebab Filipina, seperti kebanyakan negara, hanya mengakui pemerintah di China, dan bukan di Taiwan.
Taiwan berulang kali mengeluh bahwa dengan 18 kasus virus korona di wilayahnya, yang tidak sebanding dengan sekitar 60.000 kasus di China, tidak adil bagi WHO menyatukan dengan China.
Hal ini, menurut Taiwan, menyesatkan negara-negara lain sehingga berkeyakinan Taiwan menghadapi wabah yang sama mengerikannya.