Dia nekat melakukan aksi tersebut meski tak mendapat izin dari kepolisian Swedia. Kepolisian menolak memberikan izin kepada Paludan untuk menggelar demonstrasi pembakaran Alquran yang sedianya digelar serentak pada 1 Mei 2022, bertepatan dengan Hari Buruh Internasional.
Kelompok Muslim Swedia mengecam keras aksi Paludan dan menyebutnya sebagai provokasi.
Kecaman juga datang dari politikus Swedia keturunan Turki, Mikail Yuksel, pendiri Partai Nyans (Warna Berbeda). Dia menyerukan semua pihak untuk menghentikan provokasi Paludan.
Pekan lalu, sekitar 500 orang turun ke jalan dalam demonstrasi yang digelar Nyans di depan parlemen Stockholm.
Para pengunjuk rasa memegang spanduk bertuliskan "Hentikan pembakaran Alquran" dan "Berhenti menghina Muslim".
Sebelum itu, Paludan juga membakar salinan Alquran di Linkoping dan kota lain, memicu demonstrasi dan kerusuhan di penjuru Swedia.