WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan tidak mengirim satu pun pejabat AS ke KTT G20 di Afrika Selatan akhir bulan ini.
Keputusan itu diiringi tudingan keras terhadap pemerintah Afrika Selatan (Afsel) yang dia sebut melanggar hak asasi manusia (HAM) dengan melakukan kekerasan terhadap warga kulit putih.
Trump Tuduh Afrika Selatan Lakukan Kekerasan Rasial
Melalui unggahan di akun media sosial Truth Social, Trump menulis pernyataan tajam yang menuding Afrika Selatan terlibat dalam pelanggaran HAM serius.
“Sungguh memalukan bahwa G20 akan diadakan di Afrika Selatan. Tidak ada pejabat pemerintah AS yang akan hadir selama pelanggaran hak asasi manusia ini terus berlanjut,” tulis Trump, dikutip Sabtu (8/11/2025).
Trump menuding warga Afrika keturunan pemukim Eropa pertama, yang sering disebut sebagai petani kulit putih atau “Boer”, “dibunuh, dibantai, dan dirampas tanah serta pertanian mereka secara ilegal.”
Dia juga menegaskan selama kekerasan semacam itu terjadi, AS tidak akan menghadiri forum internasional yang dihelat di negara itu.
Langkah ini merupakan perubahan drastis dari sikap Trump sebelumnya. Pada September lalu, dia mengatakan Wakil Presiden JD Vance akan mewakili AS dalam forum G20. Namun kini, keputusan itu dibatalkan sepenuhnya.
Tuduhan Lama yang Kembali Diangkat
Isu mengenai pembunuhan petani kulit putih sudah beberapa kali diangkat oleh Trump selama menjabat presiden AS. Dia bahkan pernah memicu ketegangan diplomatik setelah memutar video propaganda saat menerima Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa di Gedung Putih.
Video tersebut menuduh pemerintah pasca-apartheid melakukan “kampanye terencana” terhadap petani kulit putih, tuduhan yang telah dibantah keras oleh pemerintah Afrika Selatan dan dinilai menyesatkan oleh kelompok HAM internasional.
Pemerintah Afrika Selatan menegaskan, tidak ada kebijakan resmi yang menargetkan kelompok tertentu berdasarkan ras, dan menyebut pernyataan Trump sebagai bentuk manipulasi politik yang berpotensi memperburuk hubungan bilateral.