Dalam uji coba senjata hipersonik terpisah, Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) mengonfirmasi bahwa mereka berhasil melakukan tes pertama senjata hipersonik Operational Fires. Tes tersebut dilakukan di White Sands Missile Range di New Mexico, AS.
Hasil uji coba itu menunjukkan kemajuan di antara berbagai upaya pengembangan senjata hipersonik AS—yang dalam beberapa kasus sering kali berujung pada kegagalan. Hal itu setidaknya dapat sedikit mengobati kekhawatiran Washington DC akan ketertinggalan mereka dalam perlombaan senjata negara adidaya.
Operational Fires diklaim sebagai sistem rudal yang diluncurkan dari darat yang dengan cepat dan tepat mampu menyerang target kritis dan sensitif terhadap waktu sambil menembus pertahanan udara musuh modern. DARPA telah meminta dan menerima anggaran 45 juta dolar AS dari pemerintah untuk pengembangan senjata tersebut pada Tahun Fiskal 2022.
Salah satu konsep Lockheed Martin untuk senjata DARPA yaitu menggunakan peluncur Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS)—seperti yang dikirim AS ke Ukraina—untuk meluncurkan senjata.
Pada 29 Juni lalu, AS melakukan uji coba jenis senjata hipersonik yang berbeda, yaitu Common Hypersonic Glide Body. Tes yang berlangsung di Pacific Missile Range Facility, Hawaii, itu berakhir dengan kegagalan.