"Mereka (Taliban) meyakinkan kami bahwa kami aman," kata wakil presiden eksekutif penyiar swasta Afghanistan Ariana Radio & Television Network, Khushal Asefi kepada DW.
Dia mengatakan, Taliban mengatakan pihaknya tidak memiliki masalah. Bahkan jurnalis wanita dapat bekerja di media TV dan menjalankan acara.
Asefi juga mengatakan ada kabar yang mengatakan Taliban tidak mengizinkan jurnalis wanita tampil di TV. Hal ini membuatnya khawatir tentang masa depan yang benar-benar tidak pasti, sementara Taliban belum mengklarifikasi aturan mereka untuk wanita.
"Taliban baru saja mengambil alih Kabul baru-baru ini. Tapi ke depan, ketika pemerintah atau sistem terbentuk, kita akan melihat pembatasan apa yang akan diberlakukan Taliban," kata Asefi.
Kepala badan kebudayaan PBB, UNESCO, Audrey Azoulay mendesak Taliban untuk menjaga kebebasan berekspresi dan keselamatan jurnalis sesuai dengan kewajiban internasional.
"Akses ke informasi yang dapat dipercaya dan debat publik terbuka melalui media yang bebas dan independen sangat penting bagi warga Afghanistan untuk hidup dalam masyarakat damai yang layak mereka dapatkan," katanya.
Dia menambahkan, pada saat kritis ini, tidak ada yang harus takut untuk mengungkapkan pendapat. Selain itu, keselamatan semua jurnalis, terutama perempuan, juga harus dijamin secara khusus.