LIMA, iNews.id - Kebakaran tambang emas di Arequipa, Peru, menewaskan 27 orang hingga Minggu (7/5/2023) waktu setempat. Kebakaran terjadi pada Sabtu dini hari, namun kepastian jumlah korban baru diketahui keesokan harinya.
Pemerintah setempat menyatakan, kebakaran dipicu korsleting listrik. Tambang tersebut dioperasikan oleh perusahaan kecil, Yanaquihua.
"Sudah dikonfirmasi oleh kantor kepolisian Yanaquihua, ada 27 orang yang tewas," kata jaksa setempat, Giovanni Matos, seperti dikutip dari Reuters.
Tayangan yang disiarkan televisi lokal serta media sosial menunjukkan kepulan asap hitam keluar dari mulut tambang. Kebakaran di dalam tambang tampaknya cukup besar.
Peru merupakan produsen emas terbesar di dunia serta produsen tembaga terbesar kedua.
Data Kementerian Energi dan Pertambangan Peru mengungkap, kebakaran terbaru ini merupakan kecelakaan pertambangan paling mematikan sejak tahun 2000.
Sepanjang 2022, 38 orang tewas dalam kecelakaan pertambangan di Peru, dipicu faktor keamanan dan keselamatan fasilitas. Tahun 2002 merupakan masa paling kelam bagi industri pertambangan negara itu setelah 73 orang tewas dalam berbagai kecelakaan.