Banyak kalangan mengaitkannya dengan kecerdasan buatan yang memungkinkan mereka untuk mengenali dengan tepat siapa yang terekam.
Foto-foto di Kota Suzhou tersebut diterbitkan pada Senin (20/1/2020) oleh biro manajemen kota. Para pejabat berpendapat mereka memasuki persaingan "kota beradab" nasional, dan bahwa warga dilarang memakai piyama di depan umum.
Perilaku buruk lainnya yang diekspos secara daring, di antaranya berbaring (di bangku) dengan cara yang tidak pantas, dan membagikan selebaran iklan.
Namun foto yang menampilkan orang-orang mengenakan piyama menyebabkan kemarahan di dunia maya. Beberapa orang berpendapat tidak ada yang salah mengenakan piyama di depan umum -sementara yang lain mengatakan pemerintah telah melanggar privasi warga.
Para pejabat lantas meminta maaf sedalam-dalamnya.
"Kami ingin mengakhiri perilaku tidak beradab, namun tentu saja kami harus melindungi privasi warga," kata pejabat, seperti dikutip BBC.