Warga lain mengatakan, pasukan Zionis juga mengebom beberapa rumah di Rafah bagain barat.
“Satu lagi malam yang mengerikan di Rafah. Mereka melepaskan tembakan dari pesawat, drone, dan tank di wilayah barat untuk melindungi invasi,” kata seorang warga Rafah, yang meminta namanya tak dipublikasikan, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (20/6/2024).
“Peluru dan artileri mendarat di daerah Mawasi, tempat orang-orang tidur, membunuh dan melukai banyak orang,” katanya lagi.
Liron Batito, kepala Brigade Givati Pasukan Pertahanan Israel (IDF), mengklaim serangan itu untuk menghancurkan Hamas, meski korban yang jatuh adalah warga sipil. Dia memperkirakan intensitas serangan masih berlangsung hingga sebulan mendatang.
Dia menyebutkan ada dua lokasi lagi yang menjadi target serangan, yakni kamp Shaboura dan Tel Al Sultan.
“Batalyon Hamas di sana belum terlalu lemah dan kita perlu membongkar mereka sepenuhnya. Kami memperkirakan akan memakan waktu kurang lebih 1 bulan dengan intensitas seperti ini,” ujarnya.
Serangan membabi-buta Israel terjadi setelah militer Zionis mengumumkan akan menerapkan jeda serangan selama 11 jam sehari di Gaza Selatan, yaknu dari pukul 05.00 sampai 16.00 GMT. Lokasi jeda yang diumumkan itu adalah mulai dari pintu perbatasan Karem Shalom hingga ke Jalan Salah Al Din hingga ke utara. Namun rencana itu hanya tipuan belaka.