KOLOMBO, iNews.id – Pelaksanaan salat Jumat di Kandy, Sri Lanka, Jumat (9/3/2018), dijaga ketat tentara dan polisi untuk mengantisipasi serangan dari kelompok etnis Sinhalese.
Hingga siang ini, petugas sudah menangkap 85 orang perusuh yang terlibat dalam penyerangan terhadap Muslim dan perusakan rumah, masjid, toko, dan kendaraan. Kerusuhan ini sudah menewaskan tiga orang.
“Ada ketakutan di antara Muslim bahwa mereka bisa menjadi targer serangan pada Jumat ini. Kami memastikan keselamatan dan keamanan mereka,” kata kepala angkatan bersenjata Sri Lanka, Mahesh Senanayake.
Tak cuma di Kandy, Senanayake berjanji juga mengerahkan tentara untuk menjaga masjid di seluruh wilayah Sri Lanka demi mengantisipasi merembetnya kerusuhan.
Sementara itu, hingga hari ini toko-toko dan sekolah di Kandy masih diliburkan. Para perusuh masih terkonsetrasi di pusat kota dan sewaktu-waktu bisa menyerang lagi.
Selain menyerang warga dan merusak bangunan, para perusuh juga menghancurkan tiga perahu dalam bentrokan terbaru pada Kamis malam, namun tidak menimbulkan korban.
Polisi sudah menangkap 85 perusuh, termasuk pemimpin kelompok garis keras Budha, yang memprovokasi penyerangan. Dia bisa dikenakan UU darurat. Menggunakan kalimat berenada kebencian, kelompok itu memicu penyerangan dan perusakan properti milik umat Islam di Kandy.
Sementara itu di Kolombo, pemeluk Budha dari etnis Sinhalese menggelar unjuk rasa damai bersama umat Islam mendesak agar pemerintah segera memulihkan kondisi di Kandy. Selain itu, mereka juga mendesak petugas keamanan bertindak tegas terhadap para perusuh.