Kerusuhan berubah menjadi seruan yang lebih luas agar Hong Kong yang diperintah China diberi otonomi lebih besar. China menuduh kekuatan asing, khususnya Amerika Serikat dan Inggris, mengobarkan kerusuhan itu.
Pekan lalu, Lam mengatakan kepada para pengusaha bahwa dia menyebabkan malapetaka yang tak termaafkan dengan memperkenalkan RUU ekstradisi. Lam juga mengatakan, jika dia punya pilihan dalam masalah ini, maka dia akan mengundurkan diri dan meminta maaf.
Hal itu terungkap melalui rekaman audio yang bocor, yang diterima Reuters.
Pada Selasa, (3/9/2019), Lam mengaku kecewa rincian pertemuan pribadinya itu bocor.
Siswa sekolah dan universitas Hong Kong pada Selasa akan kembali memboikot kelas dan mengadakan demonstrasi pro-demokrasi. Para pengunjuk rasa menuntut demokrasi secara penuh.
Hong Kong dikembalikan ke China pada 1997 di bawah kebijakan "satu negara, dua sistem" yang menjamin otonomi, termasuk hak untuk protes dan peradilan yang independen.
Namun warga Hong Kong takut kebebasan itu perlahan-lahan terkikis oleh penguasa China.