"Saya tidak perlu bekerja sekarang, properti saya menghasilkan uang untuk saya," katanya.
Dia mengaku dipengaruhi oleh ide-ide permainan papan kewirausahaan (monopoli) tentang kerja keras dan kecerdikan dalam menjalankan bisnis properti. Meski demikian, tak hanya berdasarkan lemparan dadu, dia harus mengikuti pasar, data regional, dan kepercayaan bisnis.
Rumah pertamanya dibeli seharga 180.000 Dolar Australia atau Rp1,9 miliar pada awal tahun 1990-an. Meski kesulitan mengembangkan usaha, dengan kegigihannya, kini rumah tersebut telah bernilai lebih dari Rp9,9 miliar.
"Bisnis properti bukan masalah lokasi, tapi waktu, waktu dan waktu. Jika Anda membeli pada waktu yang tepat, Anda dapat menggandakan uang Anda," katanya.