Pada waktu itu, kata Nasser, tradisi fikih Syi’ah melarang memotret perempuan. Namun, dalam praktiknya, hanya raja yang bisa menerobos batas hukum tersebut.
Jika kita melihat dari dekat foto-foto para istri Nashiruddin di depan kamera, mereka tampak begitu rileks dan santai. “Ini menunjukkan bahwa istri-istri Nashiruddin Shah berasal dari kelas atas, atau mungkin dari keluarga bangsawan yang mengabaikan tradisi sosial yang berlaku (pada masa itu),” kata Nasser.
Foto-foto itu juga mencerminkan persahabatan yang terjalin di antara para harem atau istri raja. Mereka begitu rukun dan tak ada permusuhan yang tampak di wajah mereka. Saat mereka berdiri berdampingan di depan kamera, mereka diketahui sering bepergian bersama.
Salah satu foto hasil jepretan Nashiruddin menampilkan Anis al-Dawlah, istri favorit sang raja. Dalam foto itu, al-Dawlah terlihat memiliki bobot badan jauh di atas normal atau obesitas. Pada kulit di bagian atas bibirnya, ada kumis yang tumbuh layaknya yang kita jumpai pada pria masa kini.
Ada pula foto Putri Fatemeh Khanum alias Esmat al-Dowleh, salah satu anak perempuan Nashiruddin. Di foto itu, sang putri tampak mengenakan kerudung dan rok pendek. Dia juga memiliki kumis dan bertubuh besar.
Selain itu, ada banyak gambar yang menunjukkan istri-istri Nashiruddin Shah mengenakan rok pendek. Busana semacam itu mulai populer di kalangan perempuan istana Persia, sejak sang raja menghadiri pertunjukan balet di Rusia. “Dia mengagumi rok pendek penari dan sejak itu membuat istri dan haremnya memakai pakaian itu.”