BANGKOK, iNews.id - Militer Thailand tengah mempertimbangkan pemblokiran ekspor bahan bakar ke Kamboja. Hal ini karena pertempuran antara kedua negara meluas ke daerah pesisir wilayah perbatasan yang disengketakan.
Kedua negara di Asia Tenggara tersebut telah beberapa kali menggunakan senjata tahun ini sejak seorang tentara Kamboja tewas dalam bentrokan Mei, yang kembali memicu konflik yang telah menyebabkan ratusan ribu orang mengungsi di kedua sisi perbatasan.
Komandan militer Thailand telah membahas pemblokiran ekspor bahan bakar ke Kamboja, termasuk meminta angkatan laut untuk waspada terhadap kapal-kapal yang membawa pasokan strategis dan menetapkan zona maritim di dekat pelabuhan Kamboja sebagai berisiko tinggi,
"Saat ini belum ada perintah mengenai langkah-langkah ini," kata asisten juru bicara Angkatan Laut Kerajaan Thailand, Kapten Nara Khunkothom dilansir dari Reuters, Minggu (14/12/2025).
Sementara itu, Kementerian Energi Thailand mengatakan bahwa pihaknya telah menghentikan ekspor minyak ke Kamboja sejak Juni. Tahun lalu, Thailand mengekspor 2,2 miliar liter bahan bakar ke Kamboja, menurut data kementerian energi.
Adapun, Kamboja menuduh Thailand menyerang infrastruktur sipil, termasuk penggunaan jet tempur dan penembakan di daerah sipil. Sementara, Thailand mengatakan hanya menargetkan sasaran militer.
Thailand mengumumkan jam malam di provinsi Trat bagian tenggara pada hari Minggu karena pertempuran terus berlanjut di sepanjang perbatasan kedua negara sepanjang 817 km (508 mil).
Seorang tentara dan seorang warga sipil dilaporkan tewas akibat roket BM-21 yang ditembakkan oleh Kamboja pada hari Minggu.