Tragis, 5 Hari Serangan Dahsyat Suriah di Ghouta Tewaskan 416 Orang

Nathania Riris Michico
Hala (9), salah satu korban serangan di Ghouta Timur yang menerima perawatan di sebuah rumah sakit darurat setelah pemboman pemerintah Suriah di kota Saqba. (Foto: AFP)

DOUMA, iNews.id - Korban akibat serangan dahsyat di Ghouta timur, Suriah, terus bertambah. Akibat gempuran serangan bom selama lima hari berturut-turut, korban tewas diperkirakan mencapai 416 orang, termasuk anak-anak.

"Lima hari serangan udara dan tembakan artileri yang intens oleh rezim tersebut dan sekutu Rusia telah menewaskan 403 warga sipil, termasuk 95 anak-anak," demikian pernyataan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, seperti dilansir AFP, Jumat (23/2/2018).

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia menyebut tidak hanya pasukan Suriah yang menyerang, namun juga militer Rusia, yang menjadi sekutu rezim Presiden Bashar al-Assad dalam konflik Suriah.

Reuters melaporkan, saat ini sebanyak 416 dinyatakan meninggal akibat serangan tersebut.

 Awalnya, hujan sempat membuat pesawat tempur Rusia berhenti melakukan serangan pada Kamis 22 Februari pagi. Namun, saat langit kembali cerah, jet tempur kembali menggempur Ghouta pada tengah hari.

Rusia sejauh ini membantah memiliki keterlibatan langsung dalam serangan terhadap Ghouta timur. Namun, surat kabar pemerintah pro-pemerintah Suriah Al Watan melaporkan, pesawat tempur Rusia telah bergabung dalam pertempuran tersebut.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa Rusia memiliki "tanggung jawab unik" atas kematian yang terjadi di Ghouta.

"Tanpa dukungan Rusia terhadap Suriah, kerusakan dan kematian pasti tidak akan terjadi," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert.

Rezim dan pasukan sekutu telah berkumpul di sekitar daerah kantong, yang diperkirakan ditinggali oleh 400.000 orang.

Melihat situasi ini, Dewan Keamanan (DK) PBB akan menggelar voting untuk resolusi gencatan senjata selama 30 hari penuh di Suriah. Gencatan senjata ini bertujuan untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan evakuasi warga sipil di Ghouta Timur.

Pendukung rezim Rusia menyebut kesepakatan di Dewan Keamanan PBB terkait gencatan senjata 30 hari tidak bisa dilaksanakan tanpa berkonsultasi dengan pihak-pihak yang terlibat konflik.

Kelompok bantuan medis melaporkan, sediktinya 13 dari fasilitas yang didukung di Ghouta Timur rusak atau hancur dalam tiga hari, sehingga staf yang tersisa sangat sedikit untuk menyelamatkan ratusan korban luka setiap hari.

Di rumah sakit rumah sakit di Douma, kota utama di daerah kantong sebelah timur Damaskus, mayat yang terbungkus kain kafan putih sudah berjejer di lantai, dua di antaranya adalah anak-anak.

Editor : Nathania Riris Michico
Artikel Terkait
Internasional
5 hari lalu

Yordania Kirim Jet Tempur Bantu Amerika Gempur ISIS di Suriah

Internasional
5 hari lalu

Gempur Habis-habisan ISIS di Suriah, Trump Sebut Dapat Izin dari Presiden Ahmad Al Sharaa

Internasional
5 hari lalu

Balas Dendam Tentara Dibunuh, Amerika Gelar Operasi Mata Elang Buru ISIS di Suriah

Internasional
8 hari lalu

Anggota DPR AS Kutuk Kebijakan Trump Larang Masuk Warga Palestina: Kejam!

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal