Greta sendiri sudah berterus terang tentang dirinya yang didiagnosis dengan sindrom Asperger. Hal itu menyebabkan kelainan yang terkait dengan kecerdasan tinggi dan keterampilan sosial.
"Aku punya Aspergers dan itu berarti aku kadang-kadang sedikit berbeda dari norma. Dan -mengingat keadaan yang tepat- menjadi berbeda adalah kekuatan super," tulisnya.
Time menyatakan bahwa Thunberg dianugerahi kehormatan setelah dia memulai gerakan global dengan bolos sekolah.
"Mulai Agustus 2018, dia menghabiskan hari-harinya berkemah di depan Parlemen Swedia, memegang sebuah tanda yang dicat dengan huruf hitam dengan latar belakang putih yang bertuliskan Skolstrejk untuk klimatet: Str School Strike for Climate," tulis Time.
"Dalam 16 bulan sejak itu, dia telah berbicara dengan para kepala negara di PBB, bertemu dengan Paus, berdebat dengan presiden Amerika Serikat, dan menginspirasi 4 juta orang untuk bergabung dengan demonstrasi iklim global pada 20 September 2019, yang merupakan demonstrasi iklim terbesar dalam sejarah manusia," sambung majalah itu.
Trump sendiri sudah pernah menerima penghargaan yang sama itu tahun 2016, tak lama setelah memenangkan kursi kepresidenan AS.