Dalam pernyataannya di Telegram, Hamas menyebut serangan udara Israel sebagai “penembakan jahat dan pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian gencatan senjata.”
Sejak perjanjian gencatan senjata yang disepakati di Sharm El Sheikh, Mesir, mulai berlaku pada 10 Oktober, Hamas mengklaim Israel telah lebih dari sepuluh kali melanggar kesepakatan dan menewaskan lebih dari 100 warga Palestina.
Anggota Biro Politik Hamas, Suhail Al Hindi, menuding Israel berusaha mengalihkan perhatian publik dari tekanan internasional dengan menciptakan eskalasi baru di Gaza.
“Israel terus menebar tuduhan palsu dan memutarbalikkan fakta demi kepentingan politik dalam negeri,” ujarnya.