WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bersikap fleksibel terkait 20 poin rencana gencatan senjata di Gaza yang dirilis Senin pekan lalu. Dia siap menerima perubahan jika ada keberatan dari Hamas.
Trump mengatakan masih mungkin menerima perubahan pada poin-poin tersebut.
"Kita (sebenarnya) tidak butuh fleksibilitas karena semua pihak sudah hampir sepakat, tapi akan selalu ada perubahan," ujarnya, kepada wartawan, Minggu (5/10/2025), seperti dikutip dari Al Jazeera.
Beberapa negara, termasuk mediator Qatar dan Mesir, menyampaikan keraguannya terhadap beberapa poin yang diajukan Trump. Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan beberapa poin rencana perdamaian itu masih memerlukan negosiasi dan pembahasan lebih lanjut.
Hal serupa disampaikan Menlu Mesir yang menyebut ada banyak celah dari poin gencatan senjata yang perlu dinegosiasikan. Namun kedua pejabat menegaskan, hal mendesak yang harus dilakukan adalah menghentikan perang dan penderitaan warga Gaza.
Hal senada disampaikan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim yang bahkan tak menyetujui sebagian besar dari 20 poin rencana perdamaian tersebut.
Hamas juga menegaskan perlu negosiasi lebih lanjut untuk implementasi proposal damai Gaza. Para pejabat juga menggarisbawahi bahwa masalah Palestina merupakan urusan dalam negeri bangsanya.