Sebelumnya, Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan menyebut pembicaraan diplomatik dengan Azerbaijan terkait konflik Nagorno-Karabakh sulit terwujud karena keterlibatan Turki. Oleh karena itu, Pashinyan meminta warga Armenia bersiap menjadi sukarelawan perang.
Sejak pertempuran separatis Armenia dan militer Azerbaijan meletus awal bulan ini, Yerevan menuduh Turki berada di belakang Azerbaijan dengan mengirimkan bantuan persenjataan serta pengerahan pejuang Suriah.
Dalam dua kesempatan gencatan senjata, atmosfer pertempuran masih terasa. Sejumlah ledakan dan kehancuran masih sering terjadi baik di wilayah Nagorno-Karabakh maupun Armenia dan Azerbaijan.
Nagorno-Karabakh secara internasional diakui sebagai wilayah Azerbaijan, namun pemerintahan wilayah itu dikuasai oleh etnis Armenia yang melepaskan diri dalam perang tahun 1990-an. Saat itu, perang menewaskan setidaknya 30.000 orang.