Semua pusaka itu dibawa dari istana di Tokyo dan mengiringi kaisar hingga kuil. Lambang kekaisaran, atau tiga pusaka, akan diserahterimakan kepada Naruhito setelah pergantian takhta dilakukan.
Putri kaisar dan pendeta utama kuil, Sayako Kuroda, juga hadir dalam ritual itu.
Kuil Ise merupakan pusat peribadatan kaisar Jepang pada masa perang dan masih menjadi daya tarik bagi para tokoh politik maupun pengusaha.
Para kaisar Jepang dahulunya dipercaya sebagai keturunan langsung dewi matahari, Amaterasu, yang dipuja di Kuil Ise dan berada di puncak "yaoyorozu", atau 8 juta dewa dari berbagai hal dalam kepercayaan Shinto.
Ritual yang dilakukan di Kuil Ise dimaksudkan untuk keluarga kekaisaran, kaisar, dan pendeta. Hingga 1945,
Shinto dianggap sebagai agama negara dan kaisar dianggap sebagai dewa yang hidup.
Shinto, agama yang mungkin sama tuanya dengan Jepang itu sendiri, adalah perpaduan yang kaya dari kisah rakyat, pemujaan bagi segala hal yang bersifat alami dan bangsa Jepang.