BEIJING, iNews.id – Sejumlah kera yang dilibatkan dalam uji coba infeksi virus corona telah terlindungi dari infeksi ulang Covid-19 hingga 28 hari kemudian. Temuan itu terungkap lewat sebuah hasil studi di China yang dipublikasikan dalam jurnal Science, Kamis (2/7/2020).
Kendati kera-kera itu telah menunjukkan kekebalan awal terhadap Covid-19, belum jelas berapa lama kekebalan semacam itu akan bertahan pada manusia. Para peneliti memperkirakan, diperlukan waktu berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun, untuk mengetahui apakah jutaan orang yang terinfeksi pada awal pandemi Covid-19 telah terlindungi dari infeksi ulang virus itu.
Para ilmuwan dari Peking Union Medical College melakukan percobaan pada kera rhesus untuk mengetahui apakah hewan itu memiliki kekebalan jangka pendek terhadap virus corona. Kera rhesus memang sering digunakan sebagai objek eksperimen medis karena kesamaan mereka dengan manusia.
Dalam percobaan itu, enam kera rhesus diinfeksi pada tenggorokan mereka dengan dosis virus SARS-CoV-2 alias Covid-19. Keenam hewan itu lalu memperlihatkan gejala ringan hingga sedang, dan membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk pulih.
28 hari setelah infeksi pertama, empat dari enam kera itu kembali menerima dosis Covid-19. “Akan tetapi, kali ini, meskipun ada kenaikan suhu yang singkat, mereka tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi ulang,” ungkap para peneliti dalam jurnal Science seperti dikutip kembali AFP, Jumat (3/7/2020).
Lewat beberapa kali pengambilan sampel, para peneliti menemukan bahwa puncak viral load mencapai tiga hari setelah monyet terinfeksi. Monyet-monyet itu menunjukkan respons kekebalan yang lebih kuat setelah infeksi pertama, yang menghasilkan lebih banyak antibodi yang dinetralkan dan mungkin telah melindungi mereka dari infeksi ulang jangka pendek.
“Diperlukan lebih banyak percobaan untuk melihat berapa lama pertahanan kekebalan ini bertahan,” kata para peneliti.