JAKARTA, iNews.id – Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, menganggap sanksi yang dijatuhkan oleh sejumlah negara, terutama negara Barat, kepada Moskow, menjadi instrumen yang paling efisien dalam menghentikan perang. Dia pun menampik tudingan Moskow yang menyebut sanksi tersebut bertujuan untuk melemahkan Rusia.
“Sayangnya, sanksi adalah instrumen yang paling efisien untuk menghentikan perang. Semua sanksi yang dijatuhkan bukan untuk melemahkan Rusia, melainkan untuk menghentikan perang,” kata Vasyl dalam konferensi pers daring di Jakarta, Selasa (19/4/2022).
Menurut dia, semakin Rusia mengalami banyak kerugian finansial yang digunakan untuk perang, maka akan semakin cepat Rusia berhenti untuk melakukan invasi.
Vasyl menyebutkan, Rusia sudah mengalami kerugian akibat perang sekitar 1,2 triliun dolar AS selama lebih dari dua bulan sejak serangan itu dimulai pada 24 Februari lalu. “Mengapa (sanksi) ini penting? Karena semakin cepat Rusia kehabisan uang, semakin cepat perang dihentikan,” harapnya.
Dia juga menyebut pundi-pundi dolar yang didapatkan Rusia dari luar negeri, baik itu melalui ekspor, perdagangan seluruhnya untuk membiayai amunisi, rudal dan tank. Selain itu, Vasyl juga mengklaim Rusia adalah satu-satunya pihak yang harus bertanggung jawab atas terjadinya krisis global saat ini, baik itu dalam hal ketahanan pangan, arsitektur kesehatan maupun energi.
“Hanya ada satu alasan untuk itu, satu negara yang bertanggung jawab atas itu semua dan Anda tahu namanya, yaitu Rusia. Ini bukan tentang Ukraina atau Barat dan Timur, ini secara langsung menjadi tanggung jawab Federasi Rusia dan pemerintahnya,” ujarnya.
Sejumlah negara Barat dan Eropa telah menjatuhkan sanksi terhadap Rusia atas invasi di Ukraina. Selain itu, beberapa diplomat Rusia juga sudah diusir dari sejumlah negara Eropa, seperti Prancis, Finlandia, Italia dan Yunani.