KIEV, iNews.id – Ukraina pada Rabu (11/5/2022) ini bersiap menangguhkan aliran gas Rusia ke Eropa yang melewati titik transit penting. Langkah itu diambil Ukraina karena alasan force majeure alias keadaan yang memaksa.
Sampai hari ini, Ukraina masih menjadi rute utama gas Moskow ke Eropa, bahkan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan operasi militer khusus di negara tetangganya itu pada 24 Februari.
Barat berusaha meningkatkan sanksi terhadap Rusia dengan melarang atau menghapus secara bertahap impor energi dari negara itu.
Putin menjadikan ekspor energi sebagai sumber utama pendanaan perangnya di Ukraina. Di lain pihak, energi Rusia juga menjadi kerentanan bagi Eropa, terutama Jerman.
Operator gas Ukraina mengatakan, pihaknya akan mengalihkan aliran dari titik transit di Sokhranivka, wilayah yang diduduki pasukan Rusia, ke wilayah lain yang masih dikendalikan Ukraina.
Raksasa energi Rusia, Gazprom, mengaku telah diberitahu oleh operator Ukraina tentang penghentian transit gas melalui titik masuk Sokhranivka mulai Rabu ini. Disebutkan bahwa alasan penghentian transit gas Rusia lewat daerah itu karena force majeure. Akan tetapi, Gazprom tidak memiliki informasi yang memadai untuk mengonfirmasi perlunya tindakan tersebut.
“Hari ini, Gazprom menerima pemberitahuan resmi dari Operator Sistem Transmisi Ukraina bahwa pihak Ukraina, dengan alasan keadaan force majeure, menghentikan penerimaan gas untuk transit melalui stasiun pengukur gas Ukraina Sokhranivka mulai pukul 7:00 (waktu setempat) pada 11 Mei,” kata Juru Bicara Gazprom, Sergey Kupriyanov, Selasa (10/5/2022).
Sejak Rusia terpaksa menghentikan serangan di Ibu Kota Kiev pada akhir Maret, pasukan Moskow berusaha mengepung tentara Ukraina di wilayah Donbas. Di bagian timur Ukraina itu, militer Rusia menggunakan Kota Izyum dekat Kharkiv di bagian timur laut sebagai basisnya.
Tentara Ukraina berhasil menahan sebagian besar serangan dari tiga arah. Pejabat tinggi intelijen AS mengatakan, perang tersebut kini menemui jalan buntu.