JAKARTA, iNews.id - Prorgam observasi atmosfer Uni Eropa mengungkap, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia pada tahun ini lebih membahayakan dibandingkan dengan kebakaran hutan Amazon.
Berdasarkan catatan Copernicus Atmosphere Monitoring Service, program yang dijalankan oleh Komisi Eropa, karhutla di Indonesia, sebagian besar di Kalimantan dan Sumatera, menghasilkan karbondioksida (CO2) lebih banyak ketimbang di Amazon.
Disebutkan, karhutla di Indonesia yang tercatat hingga 15 November 2019 melepaskan setara dengan 709 megaton CO2 atau hampir sama dengan emisi tahunan Kanada.
Angka tersebut 22 persen lebih dari perkiraan 579 megaton CO2 yang dihasilkan dari pembakaran hutan Amazon.
"Hal yang menonjol dari kebakaran baru-baru ini di Indonesia adalah seberapa tinggi total intensitas kebakaran harian dan perkiraan emisi serta seberapa tinggi dibandingkan rata-rata kebakaran 16 tahun sebelumnya," kata Copernicus, seperti dilaporkan kembali Bloomberg News, Kamis (28/11/2019).