Bagian pertanyaan itu dengan tegas dijawab Zumlot dengan membandingkan dengan kekejaman Israel di masa lalu. Zumlot bertanya kepada Jones, apakah saat kekejaman itu terjadi, lembaga penyiarannya mewawancarai pejabat Israel lalu memintanya mengutuk diri sendiri.
“Berapa kali Israel melakukan kejahatan perang. Disiarkan langsung di televisi Anda? Apakah Anda memulai dengan meminta mereka mengutuk diri sendiri? Pernah, tidak? Tidak kan? Anda tidak melakukannya?" ujarnya.
Zomlot kemudian menuduh media tersebut serta media Barat lainnya berat sebelah dalam pemberitaan soal Palestina.
"Media arus utama selama 75 tahun. Anda mengundang kami ke sini setiap kali ada orang Israel yang terbunuh. Apakah Anda mengundang saya saat banyak warga Palestina di Tepi Barat (dibunuh), lebih dari 200 orang dalam beberapa bulan terakhir? Apakah Anda mengundang saya ketika ada provokasi Israel di Yerusalem dan di tempat lain?” katanya.
Zumlot melanjutkan, apa yang diderita Israel saat ini sudah dialami warga Palestina sejak 50 tahun silam, sejak Israel menjajah wilayahnya.
“Apa yang orang Israel saksikan (serangan Hamas baru-baru ini), dalam 48 jam terakhir, yang kita mulai dengan mengatakan tragis, sudah disaksikan warga Palestina setiap hari selama 50 tahun terakhir," ujarnya.
Zumlot mencontohkan Jalur Gaza yang menjadi penjara terbesar di dunia akibat blokade Israel sejak 2007.
Ini bukan perseturuan pertama Zumlot dengan BBC. Pada April lalu, pria yang menjadi dubes di Inggris sejak 2018 itu sempat mengancam akan memboikot lembaga penyiaran tersebut. Saat itu Zumlot menyebut kebijakan editorial BBC tidak etis.
BBC saat itu menyebut Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur sebagai situs suci yang diperebutkan, padahal milik umat Islam. Setelah dibanjiri kecaman, BBC akhirnya mengubah judul pemberitaan.