ANKARA, iNews.id - Turki berada di wilayah rawan gempa tektonik. Beberapa gempa besar mengguncang negara itu, termasuk yang terbesar pada 1939, 1999, kemudian 2023. Ketiga gempa tersebut masing-masing menelan korban jiwa belasan ribu bahkan lebih dari 100.000.
Bahkan gempa yang terbaru pada Senin (6/2/2023) terjadi dua kali dengan kekuatan dahsyat, yakni yang pertama bermagnitudo 7,8 dan kedua 7,7, berselang sekitar 9 jam.
Namun itu diprediksi bukan akhir dari bencana gempa besar Turki. Seismolog Dogan Perincek, dalam wawancara dengan RIA News memperingatkan, gempa bermagnitudo di atas 7 lainnya bisa saja terjadi dalam waktu dekat. Perincek menyebutkan, potensi gempa besar itu terjadi di Turki baguian barat yakni di Laut Marmara.
Menurut dia, gempa besar berpotensi terjadi setiap sekitar 250 tahun sekali yakni di wilayah sekitar Kota Canakkale. Gempa terakhir di wilayah itu, kata dia, terjadi 287 tahun lalu. Ini artinya waktu sikus gempa sudah dekat.
“Selama 10 hari terakhir, saya mencatat peningkatan aktivitas seismik di Canakkale dari arah Laut Marmara. Saya melakukan pemantauan harian dan menganalisis aktivitas seismik di negara tersebut menggunakan peta khusus selama lebih dari 10 tahun. Selama 3 tahun ini, saya telah memprediksi gempa bumi di Canakkale,” katanya.
Sebelummya seismolog Turki Harold Tobin mengatakan, dua gempa dahsyat di negaranya di luar perkiraan para ahli. Gempa M7,8 mengguncang pada Senin pagi pukul 04.17 waktu setempat, selanjutnya gempa M7,7 berlangsung sekitar pukul 13.30.
Menurut dia, sepanjang sejarah pencatatan gempa modern di Turki ini belum pernah terjadi.