SEOUL, iNews.id - Korea Utara (Korut) menolak pengiriman hampir 2 juta dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca, sumbangan melalui program Covax. Penyebabnya, Korut khawatir dengan laporan efek samping pembekuan darah sebagaimana terjadi di banyak negara. Kasus ini memang tak banyak terjadi, namun serius.
Gelombang pertama seharusnya dikirim pada akhir Mei 2021, namun ditunda setelah melalui konsultasi panjang.
Kelompok think thank Korea Selatan Institute for National Security Strategy (INSS) menyatakan, Korut kini mencari opsi lain untuk program vaksinasi negaranya. Sejauh ini negara yang dipimpin Kim Jong Un itu belum melaporkan satu pun kasus infeksi Covid-19 meskipun sudah mengarantina ribuan penduduknya.
Laporan INSS juga mengungkap Korut tidak tertarik pada vaksin buatan China karena dinilai tidak efektif melawan virus corona. Kemungkinan Korut akan mendatangkan vaksin buatan Rusia.
“Ini condong ke vaksin Rusia, namun belum ada kesepakatan yang dibuat,” kata Direktur Penelitian Strategis INSS, Lee Sang Keun, mengutip keterangan sumber, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (9/7/2021).
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov sebelumnya mengatakan pemerintahannya beberapa kali menawarkan vaksin kepada Korut.
Korut sudah mengizinkan diplomatnya di luar negeri untuk mendapatkan vaksin Covid-19 sejak akhir Maret lalu, namun tidak berupaya mengamankan vaksin untuk penggunaan dalam negeri.