Wanita pun Suka Memotret Pria Telanjang, Kasus di Korsel Ini Buktinya

Anton Suhartono
Perempuan di Korsel berunjuk rasa memprotes maraknya aksi spycam (Foto: Getty Image)

Mereka menuduh polisi dan pengadilan memproses kasus dengan korban laki-laki lebih baik daripada perempuan.

Kasus pelecehan dengan merekam (spycam) aktivitas pribadi perempuan di toilet dan kamar ganti pakaian biasa disebut dengan istilah 'molka' di Korsel. Kasusnya terus melonjak dari tahun ke tahun.

Pada 2010 ada 1.100 kasus spycam lalu melonjak menjadi 6.500 pada 2017. Kebanyakan pelaku mengunggah atau menjual foto atau hasil rekaman video syur ke internet.

Sekitar 98 persen pelakunya merupakan laki-laki, yakni mulai dari guru, dosen, polisi, bahkan pastor. Sementara 80 persen dari jumlah korbannya merupakan perempuan.

Terkait maraknya molka, Pemerintah Korsel sudah mendesak produsen smartphone untuk membuat produk dengan suara rana keras saat mengambil gambar. Namun banyak pelaku yang menyiasatinya yakni menggunakan aplikasi khusus yang bisa mematikan suara.

Selain itu mereka tak menggunakan telepon, melainkan kamera mata-mata berteknologi tinggi yang bisa disembunyikan di kacamata, korek api, jam tangan, kunci mobil, bahkan dasi.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Internasional
14 jam lalu

Mantan Ibu Negara Korea Selatan Kim Keon Hee Dituntut Hukuman 15 Tahun Penjara

Nasional
16 jam lalu

Terungkap! Gembong Narkoba Dewi Astutik Juga Diburu Korea Selatan

Megapolitan
12 hari lalu

Kronologi Tukang Ojek Cabul Perlihatkan Alat Kelamin ke Pegawai Pajak di Jakpus

Destinasi
13 hari lalu

Hong Kong hingga Korea Selatan Makin Ramah Muslim Traveler, Ini Faktanya! 

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal