"Untuk pertama kali, kita melihat beberapa roket tidak mendarat di wilayah kami. Roket-roket ini menuju wilayah Palestina yang diduduki (Israel),” kata Abu Abdallah, merujuk pada wilayah yang direbut Israel selain Tepi Barat dan Gaza.
Lebih lanjut Abdallah berharap serangan Iran ini membuka mata dunia akan pentingnya kemerdekaan Palestina. Amerika Serikat (AS), kata dia, harus mengambil pelajaran dari kejadian ini.
"Kami berharap jika Iran atau negara lain ikut serta dalam perang, maka solusi bagi Gaza mungkin akan lebih dekat dari pada sebelumnya. Amerika mungkin harus menyelesaikan masalah di Gaza untuk mengakhiri akar masalahnya,” kata pria 32 tahun itu.
Banyak warga Gaza yang merasa ditinggalkan oleh negara-negara tetangga di Timur Tengah sejak Israel memulai serangan yang telah menewaskan lebih dari 33.000 orang pada 7 Oktober. Dukungan juga datang dari Iran dan kelompok-kelompok proksinya. Kelompok Houthi di Suriah dan Yaman menyebut serangan Iran itu sah. Sekutu Iran, Hizbullah Lebanon, memuji serangan itu sebagai tindakan berani.
Iran melancarkan serangan tersebut atas pembalasan atas gempuran Israel terhadap kantor konsulatnya di Damaskus, Suriah, pada 1 April yang menewaskan tujuh perwira senior Garda Revolusi Iran.