GRYAZI, iNews.id - Lawan politik Vladimir Putin dalam pemilihan presiden (Pilpres) Rusia 2018 mencium aroma tak sedap dalam pelaksanaan pesta demokrasi. Ada bukti bahwa warga dipaksa untuk memilih Putih dalam pemilihan.
Para pemilih mengaku dipaksa datang ke tempat pemungutan suara untuk memilih Putin. Ini menjadi upaya Kremlin untuk memastikan kemenangan pria berusia 65 tahun itu untuk mendongkrak jumlah suara.
Ivan Zhdanov, ajudan pemimpin tokoh oposisi Alexei Navalny, mengatakan, berdasarkan laporan dari para pendukung, orang-orang dipaksa ke tempat pemungutan suara oleh atasan mereka.
"Kami akan menyebutnya 'pemilihan shuttle bus'. Beberapa organisasi, beberapa bus, membawa banyak orang," kata Zhdanov, dalam sebuah briefing, seperti dilansir Reuters, Senin (19/3/2018).
Pejabat Rusia mengakui beberapa pemilih enggan muncul dan memberikan suara, meski mereka mendukung Putin. Hal ini lantaran mereka yakin Putin akan memenangkan pilpres. Namun, para pejabat memastikan pemungutan suara akan dilakukan secara jujur.
Ketua komisi nasional pengawas pemilihan presiden, Ella Pamfilova, mengatakan, setiap kecurangan akan ditindak.
Wartawan Reuters yang berada di tempat pemungutan suara berkesempatan berbicara dengan beberapa pemilih. Para pemilih mengaku diinstruksikan oleh atasan atau pengawas akademis mereka untuk memberikan suara kepada Putin.
Banyak di antara mereka yang mengambil foto saat sedang memberikan suara. Mereka menyebut foto itu dibutuhkan sebagai bukti untuk diserahkan ke atas mereka.
Dalam satu kasus, seorang pejabat senior yang memeriksa tempat pemungutan suara mengatakan, foto-foto pemungutan suara tidak boleh dilakukan, dan memerintahkan petugas pemilihan di lokasi untuk melarangnya.