JENEWA, iNews.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan belasan kasus Covid-19 melibatkan dua sub-varian baru dari Omicron. Para ahli sedang mendalami apakah dua sub-varian tersebut, yakni BA.4 dan BA.5, lebih menular serta berbahaya atau tidak.
Dua sub-varian itu menambah daftar dari sebelumnya yang terlacak yakni BA.1 dan BA.2 yang kini menjadi dominan secara global, di samping BA.1.1 dan BA.3.
Menurut WHO, tim mulai melacak sub-varian tersebut yang telah bermutasi.
"Perlu dipelajari lebih lanjut untuk memahami dampaknya dari potensi mampu menembus kekebalan," bunyi pernyataan, dikutip dari Reuters, Senin (11/4/2022).
Belasan kasus BA.4 dan BA.5 yang dilaporkan ke database GISAID global belum lama ini. Badan Keamanan Kesehatan Inggris pada pekan lalu mengungkap, BA.4 ditemukan di Afrika Selatan, Denmark, Botswana, Skotlandia, dan Inggris sejak 10 Januari hingga 30 Maret.
Sementara semua kasus BA.5 yang terdeteksi pekan lalu berada di Afrika Selatan. Namun pada Senin, Kementerian Kesehatan Botswana mengonfirmasi empat kasus BA.4 dan BA.5. Pasien berusia antara 30 hingga 50 tahun yang sudah mendapatkan vaksin penuh. Mereka mengalami gejala ringan.
Virus diketahui bermutasi setiap saat, namun hanya beberapa yang mampu menyebar, kebal dari vaksin, atau menyebabkan penyakit parah.
Salah satu sub-varian Omicron yang berbahaya adalah BA.2 yang saat ini mewakili hampir 94 persen dari semua kasus serta lebih menular daripada saudara kandungnya. Namun bukti sejauh ini menunjukkan sub-varian ini tidak menyebabkan penyakit parah.