Mantan pengacara itu merupakan bagian dari lingkaran dalam Suu Kyi. Mereka berjuang bersama memperjuangkan demokrasi dari pemerintahan junta militer dalam gerakan 1998. Saat itu, Win Myint sempat dijebloskan ke penjara. Win memenangkan pemilu parlemen bersama Suu Kyi pada 2012.
Meski menjabat presiden, namun kewenangan Win terbatas atau berada di bawah kendali Suu Kyi. Perempuan peraih Hadiah Nobel Perdamaian yang belakangan namanya menjadi sorotan dunia internasional terkait pembantaian etnis Rohingya itu tak bisa menjadi presiden.
Sesuai konstitusi Myanmar, Suu Kyi tak bisa menjadi presiden karena dia menikah dengan pria asing dan dua anaknya juga berkewarganegaraan Inggris.
Dia bertindak sebagai penasihat negara setelah partainya memenangkan pemilihan umum pada 2015. Sejak itu, Suu Kyi menegaskan posisinya di atas presiden, meski tak tercantum secara resmi dalam konstitusi.