Tersangka, yang tidak memiliki sanak saudara saat wisuda, adalah penduduk asli Kota Lamitan di Provinsi Basilan. Dia dikatakan anggota Abu Sayyaf, kelompok pemberontak yang memiliki catatan panjang tentang aksi kekerasannya di Filipina Selatan.
Adapun dua korban tewas lainnya adalah seorang petugas keamanan kampus dan seorang pria tak dikenal, kata polisi.
Pihak kampus akhirnya terpaksa membatalkan upacara wisuda setelah penembakan itu.