DUBAI, iNews.id – Pemerintah Dubai di Uni Emirat Arab (UEA) bakal menggelontorkan dana sebesar 8 miliar dolar AS (Rp131,17 triliun pada kurs saat ini) untuk pembangunan sistem limpasan air hujan di kota itu. Rencana tersebut diumumkan dua bulan setelah banjir besar yang belum pernah terjadi sebelumnya melanda dan melumpuhkan emirat itu.
Proyek jaringan drainase air hujan itu diumumkan oleh Penguasa Dubai, Syekh Muhammad bin Rasyid al-Maktoum di platform media sosial X, Senin (24/6/2024). Menurut rencana, pembangunan sistem pencegah banjir itu akan selesai pada 2033 dan tahap konstruksinya akan dimulai dalam waktu dekat.
“Ini akan mencakup seluruh wilayah Dubai dan akan menyerap lebih dari 20 juta meter kubik air per hari,” kata Syekh Muhammad di Dubai, hari ini.
Menurut dia, infrastruktur tersebut akan meningkatkan kapasitas drainase air hujan di Emirat Dubai menjadi 7 kali lipat dari sekarang. “Dan meningkatkan kesiapan emirat untuk menghadapi tantangan iklim di masa depan,” katanya.
Curah hujan tertinggi melanda UEA pada 16 April lalu. Air bah membanjiri rumah-rumah dan mengubah jalan-jalan menjadi sungai. Hujan deras, yang diperburuk oleh kurangnya saluran air, membuat bandara Dubai tertatih-tatih. Padahal, bandara tersebut menjadi bandara tersibuk di dunia bagi penumpang internasional.
Banjir bandang Dubai dua bulan lalu menewaskan sedikitnya empat orang, termasuk tiga pekerja asal Filipina dan satu warga UEA. Pihak berwenang UEA belum merilis jumlah resmi korban jiwa dalam bencana itu.