Dia menjelaskan alasan memilih 20 sekolah itu karena dinilai telah memenuhi beberapa persyaratan, seperti fasilitas kesehatan memadai, guru dan karyawan sekolah yang telah tervaksin hingga tidak berlokasi di zona merah.
Kegiatan belajar tatap muka, lanjut dia tidak diselenggarakan secara serentak untuk semua kelas, namun bergiliran.
"Hanya kelas tengah saja. Maksudnya kalau SD itu kelas lima saja, jadi enggak semua, bergantian setiap minggu," katanya.
Menurutnya, waktu mulai dilaksanakannya kembali belajar tatap muka di sekolah masih menunggu instruksi dari pemerintah provinsi.