Menurutnya, para pengungsi lebih memilih bertahan di trotoar Jalan Kebon Sirih karena dekat dengan Kantor Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang memiliki bagian mengurusi pengungsi atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).
"Karena itu kewenangnya di pusat, lokasinya di Jakarta karena ada UNHCR, kalau Enggak ada UNHCR barangkali mereka juga enggak datang ke sini, kantornya di Kebon Sirih. Jadi saya akan koordinasi dengan pusat," ucapnya.
Sementara itu, salah seorang pengungsi asal Afganistan Mirza Hussain Sherzad (24) mengaku sudah sejak 12 September 2019 berada di Jalan Kebon Sirih. Mirza bersama puluhan pengungsi lainnya memilih kembali ke Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat karena di penampungan sementara di Kalideres, Jakarta Barat yang ditempati sebelumnya tidak lagi mendapatkan pasokan makanan dan minuman.
"Karena UNHCR berhenti memberikan kami makanan minuman dan uang satu juta yang biasa diberikan kepada kami karena itu kami kembali," katanya.