Kokom bekerja di sebuah perusahaan konveksi dua kali seminggu dengan penghasilan sehari sebesar Rp50.000. Artinya, dia hanya bisa mengumpulkan uang Rp400.000 dalam sebulan. Adapun sang suami, tidak memiliki pekerjaan tetap dan lebih banyak tinggal di rumah karena keterbatasan fisik.
“Suami saya cacat, kepalanya pernah tertembak di tahun 2000 saat ada tawuran. Satu tangannya cacat dan kakinya pincang, tidak bisa kerja. Paling hanya memperbaiki listrik, itu pun harus berdua sama kakaknya,” ujar Kokom.
Kokom menuturkan, dengan kondisinya sekarang, bazar beras murah yang digelar oleh Partai Perindo sangat membantunya. Apalagi, dia hanya perlu membayar Rp10.000 untuk 2,5 kilogram beras. “Alhamdulillah, saya sangat terbantu. Terima kasih bazar Partai Perindo, berasnya bisa buat makan di rumah sama suami dan anak,” ucapnya.
Dengan mata berkaca-kaca, Kokom menjelaskan, dia telah berjuang sendiri untuk keluarga selama bertahun-tahun. Di momen pemilu ini, dia berharap hidupnya berubah menjadi lebih sejahtera. Salah satunya adalah dengan bisa berjualan dan mendapatkan gerobak dari Partai Perindo untuk berjualan.
“Saya ingin jualan seperti orang-orang lain, punya gerobak sendiri dan jualan sembako. Jadi saya bisa jualan keliling pakai gerobak, sementara suami saya biar jualan sembako di rumah,” kata Kokom.
Partai Perindo memiliki visi untuk membantu mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Ada dua konsep yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu, yakni membantu dan membangun. Membantu dilakukan dengan cara mengadakan bazar beras murah, ambulans gratis di seluruh kabupaten kota, dan fogging untuk mencegah demam berdarah. Sementara, yang dimaksud membangun adalah memberdayakan masyarakat yang tadinya kurang produktif menjadi produktif.
“Misalnya dengan UMKM, usaha kuliner kita kasih gerobak dan pinjaman dana. Ada yang kita latih, caranya macam-macam, jadi penghasilan mereka meningkat,” ucap Hary Tanoe.