Terdorong rasa kemanusiaan dan memanfaatkan peluang bisnis, Ibrahim coba mengubah usaha furniturnya dengan membuat peti jenazah. Produksi awalpun dimulai dengan 10 peti jenazah dengan memperkerjakan lima orang karyawan.
"Satgas Covid-19 juga mempercayakan pembuatan peti jenazah ini kepada Ibrahim untuk pemberdayaan UMKM. Kini, Ibrahim mampu memberdayakan ekonomi bagi 50 warga terdampak pandemi," tuturnya.
Melihat kemajuan bisnis Ibrahim yang cukup pesat, Bima kembali teringat dengan pertemuan pertama mereka dulu. Saat itu, dia ingat dengan pemaparan Ibrahim, kenapa dirinya bercita-cita ingin menjadi Wali Kota Bogor.
"Saya masih ingat saat Ibrahim sampaikan cita-citanya lima tahun lalu, memberikan manfaat bagi orang banyak. Ya, semua bisa mengambil peran sekecil apapun dalam masa sulit saat ini. Terima kasih Ibrahim," katanya.
Sementara itu, dalam akunnya @ibrahimaaskr, Ibrahim mengatakan dirinya akan meningkatkan produksi pembuatan peti jenazah untuk pasien covid-19 yang membutuhkan. Tidak hanya di Bogor, tapi Jabodetabek.
"Menanggapi informasi minimnya ketersediaan peti jenazah, khususnya di Jabodetabek, saya dan rekan menginisiasi sentra produksi peti jenazah. Harapannya, sentra produksi ini menjadi sumbangsih penanganan Covid-19," katanya.
Dengan sentra produksinya itu, Ibrahim berharap dapat mengelola ketersediaan peti jenazah dan mengontrol harga peti jenazah bagi para pasien covid-19 yang meninggal, sehingga kekurangan terhadap peti jenazah dapat diatasi.