Dia menuturkan, musim kemarau tahun ini terbilang singkat dibandingkan tahun lalu karena fenomena La Nina yang membawa banyak curah hujan di Indonesia.
"Penyebab utama musim kemarau yang singkat ini karena kondisi suhu muka laut di selatan Pulau Jawa lebih hangat dari biasanya," tuturnya.
Menurutnya, pantauan anomali suhu di Nino 3.4 (Samudera Pasifik) saat ini berada pada level minus 1.5 derajat celsius dan kecenderungan semakin turun.
"Imbasnya, apabila anomali suhu di Pasifik makin turun, sebaliknya ada kecenderungan suhu di Samudera Hindia (Indonesia) semakin naik. Jika kondisi ini terus berkembang makin hangat, imbasnya peluang hujan semakin besar sehingga dikhawatirkan menyebabkan bencana hidrometeorologis seperti, banjir bandang, tanah longsor dan lainnya," katanya.