"Awalnya saya nyium kayak rambut kebakar. Terus ada tukang kopi di sini teriak, kebakaran-kebakaran, api sudah sampai kios punya saya, baru sadar juga. Terus kita sempat lari ke toilet buat ambil air, tapi pas balik ini api udah gede," katanya.
Dia pun sempat menyelamatkan sejumlah barang-barang dari tokonya berupa radio antik besar dan tas. Dia bersama dua rekannya juga sempat membantu mengevakuasi barang-barang milik penjual kopi. Barang yang berhasil diselamatkan juga sudah dibawa ke tempat bosnya.
"Kita bingung mau apa, modal abis. Kerjaan satu-satunya buat ngidupin istri. Baru nikah saya kondisinya, belum kebutuhan, perabotan rumah. Saya tinggal di Karawaci," ucapnya.
Pasca-kebakaran, dia tidak bisa tidur dengan tenang karena terpikirkan dengan pekerjaannya. Padahal, menjaga toko barang bekas merupakan satu-satunya mata pencahariannya, yang mana dia kini tidak tahu bagaimana cara mendapatkan uang untuk mencukupi keluarganya pasca toko yang dijaganya ludes dilalap api.
"Udah gak tenang itu tidur. Susah pokoknya. Sampe rumah cuma mikirin modal abis, mau gimana ke depan. Saya bingung mikir nasibnya," ucapnya.