Dari hasil pemeriksaan sementara ini, terlihat memang terdapat bebeberapa anak yang membutuhkan alat bantu kaca mata. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi seperti pola pembelajaran dan terlalu lama menggunakan handphone.
"Bisa disebabkan dari pola pembelajaran, banyaknya interaksi dengan gadget karena kita juga berbicara dengan orang tua dan segala macam. Jadi anak-anak yang punya kecenderungan memakai kaca mata yang banyak interaksi dengan gadget dan biasanya punya masalah kita melihat ke depan dalam pembelajaran. Kadang anak tidak bisa melihat dengan jelas sehingga dia punya prestasi menjadi menurun. Tapi banyaknya masih tahap awal," ujarnya.
Sementara itu, Head Corsec 3TV-RCTI+ Tony Andrianto berharap agar kerja sama yang telah dijalin ini bisa terus berlangsung dan memberikan manfaat terhadap generasi penerus bangsa Indonesia.
"Kerja sama dengan Essilor sudah berlangsung sejak tahun 2016 dan sudah lebih dari 7.000 anak menerima manfaat dari kegiatan pemeriksaan mata dan pembagian kaca mata gratis sepertin ini. Semoga kerja sama ini akan terus berlangsung," tutur Tony.