JAKARTA, iNews.id – Ketersediaan bawang putih di DKI Jakarta akhir-akhir ini sedang mengalami krisis. Untuk memenuhi kebutuhaan warga Ibu Kota akan komoditas tersebut selama Ramadan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah memutuskan untuk mengimpor bawang putih dari dua kota di China, yakni Laiwu dan Henan.
Direktur Utama Food Station, Arief Prasetyo mengatakan, setiap pekan masyarakat Jakarta membutuhakan sekitar 10 hingga 11 kontainer bawang putih. Dalam satu konteiner setidaknya bermuatan 29 ton bawang putih.
“Rata-rata seminggu kita perlu sekitar 10 hingga 11 kontainer, untuk backup Jakarta. Bawang putihnya dari Laiwu sama dari Henan, China,” kata Arief saat ditemui di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (7/5/2019).
Dia menjelaskan, saat ini baru sedikit bawang putih asal China yang tiba di Jakarta. Nanti, akan ada lima kontainer lagi yang tiba di Ibu Kota yang kemudian disalurkan ke pasar-pasar melalui PD Pasar Jaya. “Kemairn kami baru bongkar satu kontainer, nanti malam kita bongkar lagi satu kontainer. Jadi selang tiga empat hari ke depan kita akan punya lima kontainer. Itu cukup untuk dorong ke Pasar Jaya,” ungkapnya.
Gubernur Anies Baswedan mengatakan, Jakarta sebenarnya tidak harus mengandalkan impor dari luar negeri untuk memenuhi stok bawang putih di Ibu Kota. Akan tetapi, sejatinya impor dari negeri tirai bambu itu hanyalah cara pemerintah mengendalikan harga.
Anies mengakui harga bawang putih memang mengalami lonjakan cukup fluktuatif beberapa waktu belakagnan. Sebagai gambaran, harga grosir bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati hari ini Rp30.000 per kg. Bahkan, sehari sebelumnya, harga bahan pangan itu mencapai Rp80.000 per kg.