Kepala BNPB Sampaikan Solusi Permanen Cegah Bencana Longsor di Kabupaten Bogor

Felldy Aslya Utama
Kepala BNPB Doni Monardo memberikan sambutan di rumah dinas bupati Kepulauan Sangihe, Senin (6/1/2020). (Foto: Antara).

JAKARTA, iNews.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meninjau langsung lokasi bencana tanah longsor di Kabupaten Bogor, Sabtu (18/1/2020) pagi. Dia mengatakan penyebab longsor sebagian besar karena kerusakan ekosistem akibat aktivitas penambangan liar.

Doni melakukan peninjauan bersama Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono, Bupati Bogor Ade Yasin serta Direktur Jenderal Konservasi dan Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KSDAE-KLHK) Wiratno. Dia mengatakan aktivitas penambangan diawali penebangan pohon sehingga membuat konstruksi tanah di pegunungan mudah longsor ketika diguyur hujan.

"Jika tidak ada perbaikan ekosistem, maka akan terus terjadi ancaman bencana banjir dan longsor yang permanen," kata Doni dalam konferensi pers di ruang VIP Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

BACA JUGA: Bupati Bogor Ade Yasin Janji Relokasi Warga Terdampak Longsor

BACA JUGA: Polisi Inventarisasi Penambang Liar Penyebab Longsor Bogor

Doni memberikan sejumlah solusi untuk menghentikan bencana banjir dan longsor di Kabupaten Bogor itu secara permanen. "Solusi permanen yang bisa diambil adalah mengembalikan kondisi kawasan konservasi di hulu dan melarang penambangan liar. Pemda diharap mencarikan masyarakat mata pencaharian lain yang lebih bagus untuk lingkungan," ujarnya.

Untuk memfasilitasi hal tersebut Doni berjanji akan segera membentuk tim satuan tugas (Satgas) bersama yang melibatkan sejumlah pihak. Dirjen KSDAE-KLHK Wiratno menyebut perlu adanya sinergi dari semua pemangku kepentingan untuk mengatasi masalah bencana longsor dan banjir di Kabupaten Bogor.

Sebagai bentuk pencegahan, Wiratno mengatakan pemerintah pusat akan menutup penambangan ilegal dan juga mempersiapkan lahan pekerjaan baru bagi para penambang tersebut. "Kami kerja terpadu dan bersinergi dalam penutupan tambang dan pengalihan kegiatan ekonomi masyarakat. Jadi bukan tambang, karena tambang berbahaya. Merkurinya bisa ke mana-mana," kata Wiratno.

Editor : Rizal Bomantama
Artikel Terkait
Nasional
12 jam lalu

Korban Meninggal Bencana Sumatra Bertambah Jadi 1.053 Orang 

Nasional
2 hari lalu

Sempat Hancur, Jembatan Penghubung Pidie Jaya-Bireuen Difungsikan Terbatas

Nasional
2 hari lalu

Banjir Sumatra Berdampak ke Area Pemakaman, Sejumlah Jasad Ditemukan Petugas

Nasional
2 hari lalu

6 Wilayah di Sumatra Masih Terisolasi karena Akses Terputus, Bantuan Dikirim via Udara

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal