Untuk kegiatan mandi cuci kakus (MCK), mereka mengandalkan toilet masjid. Tak banyak aktivitas dilakukan. Di kala siang, para laki-laki umumnya berteduh di bawah pohon dan berbincang satu sama lain.
Begitu pula para perempuan. Di bawah payung mereka mengobrol dan menjaga anak-anak atau bayinya. Jika mengantuk, mereka begitu saja merebahkan tubuhnya di atas hamparan tikar sederhana di atas trotoar. Adapun saat malam tiba, sejumlah tenda lusuh didirikan sebagai tempat beristirahat.
Parisa mengaku enggan dikembalikan ke negaranya. Afghanistan, kata dia, sedang dilanda kecamuk perang.
"Saya ingin memiliki rumah untuk tinggal seperti orang lain untuk tidur. Tidak ada orang yang mau seperti ini. Saya gak mau ke Afganistan karena di sana perang. Saya mau tempat yang aman," katanya.
Parisa tak peduli dengan pandangan banyak pejalan kaki atau pengendara yang hilir mudik di Jalan Kebon Sirih. Mereka kini berharap ada pertolongan dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).